“Jumlah pengeluaran bulan ini besar sekali ?” ucap seorang
namja sambil melihat sebuah buku catatan, lalu sesekali menyeruput tehnya.
“Hhh... Kyuhyun, Kyuhyun, dan Kyuhyun lagi. Anak itu benar-benar. Apa dia tidak
bisa berhemat. Aishhh...” ucapnya lagi, lalu menutup buku itu dan di
masukkannya ke dalam laci meja. Sekali lagi di seruputnya sisa tehnya, lalu
mengambil jaketnya dan pergi. Kim Jongwon, kakak tertua.
Di dapur, ada seorang namja yang tengah asyik dengan aneka
bahan masakan. Dia sibuk memotong sayuran, sambil mendengarkan musik, sesekali
dia ikut bersenandung dengan memakai wortel sebagai microfonenya. “Yaa.. kalau
memasak secukupnya saja, kita harus berhemat. Dan itu, kenapa air kran tidak
kau matikan, membuang-buang air saja. Ingat kita harus berhemat.. araseo” tegas
Jongwon pada namja itu. Dengan segera dia menutup kran airnya. “Ne hyung.
Araseo “ ucapnya. Kim Ryeowook, adik kedua.
Tiba-tiba ponsel Jongwon berbunyi, dengan segera dia pun
mengangkatnya. “Yeoboseyo?” ucapnya. Ryeowook mendekatinya untuk mendengar apa
yang di bicarakan oleh hyungnya dan orang yang menelponnya. Namja penelpon itu
berada di depan sebuah kantor polisi. “Hyung, aku lolos. Sekarang aku menjadi
anggota polisi Seoul” ucapnya dengan bahagia sambil terus memperhatikan kartu
tanda anggotanya. “Aku akan pulang agak malam, karena ada sedikit urusan.
Anyeong “ ucapnya lagi dan menutup telponnya. Kim Donghae, adik pertama.
Jongwon menutup telponnya dan tersenyum bangga. “Donghae-hyung
benar-benar hebat” gumam Ryeowook. “Kau benar. Sudah, aku harus segera pergi.
Ingat, HEMAT” ucap Jongwoon lalu pergi, Ryeowook hanya nyengir, lalu kembali ke
pekerjaannya.
“Ya.. ya.. selangkah lagi.. yaaa.. yaa... Goooolll !!!” teriak
seorang namja dari ruang keluarga sambil menari-nari kegirangan. Tanpa
disadarinya Jongwon berdiri di belakangnya dengan tatapan kesal. “Oh... sejak
kapan berada disini, Hyung?” tanya namja itu. “Yaaa... behentilah bermain
games, kau tahu berapa banyak uang yang ku habiskan untuk membayar listrik,
huh? Kita itu harus berHEMAT” tegas Jongwoon. “Aigoo... kau perhitungan sekali
dengan dongsaengmu ini. Aku kan masih dalam masa pertumbuhan, jadi hal-hal
seperti ini biasa kan?” ujar namja itu dengan santainya. “Yaaa... kau ini sudah
SMA, itu artinya kau sudah cukup dewasa, dan berhentilah bermain games, itu
seperti anak kecil” . “Aishhh.. kau sudah seperti Ahjumma saja, cerewet...
Sudah ya, aku pergi... Anyeong” ucap namja itu yang langsung kabur dari Jongwon
yang semakin kesal dengan sifatnya. “Dasar anak ini... awas kalau kau pulang
nanti.. ku hajar kau” teriak Jongwon dengan kesal. Sedangkan namja itu hanya
senyum-senyum mendengarnya dari luar, lalu mengambil sepedanya dan pergi. Kim
Kyuhyun, adik terakhir.
#####
Saya harap sih, nggak gaje. Hehehe... semoga menghibur. Oh, Ya.
Jangan Lupa COMMENTnya . OK. ^^
#####
Inilah kisah 4 bersaudara yang semuanya namja dengan karakter
khas masing-masing. Saya persembahkan.....
J BROTHERS
KIM STORY J
Part 1
# Kim
Jongwon
Hari ini suhunya sangat tinggi, matahari bersinar terlalu
terik, rasanya benar-benar membakar hingga ke tulang. Ku tatap matahari yang
sedang tersenyum itu, menyilaukan. Aku pun berjalan cepat menuju cafeku, ya,
cafe kecil di ujung jalan peninggalan appa dan eomma, kini akulah yang punya
tanggung jawab merawat dan menjalankannya. Dari sini juga aku bisa menghidupi
ketiga dongsaeng kesayanganku. Untuk itu juga aku bekerja keras agar mereka
bisa sukses dan hidup lebih baik dari pada sekarang.
“Eoh, hyung. Kau sudah datang ya” sapa Shindong seorang namja,
dia adalah orang yang membantuku di cafe ini, juga ada beberapa yang lainnya.
“Ne, apa semua terkendali?” tanyaku sambil memperhatikan seluruh cafe. “Tentu
saja, hari ini seperti jadwal, special coffee latte dan sweet cake snack” ucap
Shindong. “OK. Hari ini kita akan bekerja keras. Semangat !!” ucapku.
“Semangat”. Aku dan semua karyawanku mulai membuka cafe, tak berapa lama
beberapa pelanggan datang. Kami pun segera melayaninya.
*****
Hari sudah semakin siang, cafe kami tutup selama satu jam untuk
istirahat makan siang. “Selamat makan!” seru kami semua dan mulai menikmati
santapan siang kami. Tapi aku baru menyadari bahwa masih ada pelanggan yang
berada di dalam cafe, seorang yeoja, dan baru pertama kali ini aku melihatnya.
“Nuguseyo?” lirihku. “Ne?” sahut Shindong. “Dia, kenapa dia tidak pergi, apa
dia tidak tahu kalau cafenya sudah tutup?” tanyaku. “Molla, biar aku tegur dia”
Shindong pun menghampirinya, aku terus saja memperhatikannya.
“Chogiyo agassi. Jeongsonghamnida, cafe kami sudah tutup, anda
bisa datang kembali satu jam lagi” kata Shindong. “Oh, geurae? Aaa...
Jeongsonghamnida” ucap yeoja itu sambil berdiri dan merapikan peralatan tulisnya.
“Jeongsonghamnida!!” ucapnya lagi pada kami semua sambil membungkukkan
badannya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Dia pun pergi. “Lucu sekali dia,
yeoja aneh” kata Shindong sambil kembali duduk dikursinya dan melanjutkan
makannya. Begitu pun aku.
*****
Setelah hari itu, aku jadi sering melihat yeoja itu datang ke
cafeku, di tempat duduk yang sama, di ujung dekat etalase. Setiap datang kesini
dia selalu memesan coklat panas dan juga kue coklat, ya selalu itu, hingga aku
hafal. Dia selalu sibuk dengan buku dan pensilnya, lalu sesekali menatap keluar
kearah jalanan, dan tatapan mata itu seakan menggambarkan kekaguman, rasa rindu
dan juga kebahagiaan. Entah apa yang dipikirkannya saat itu, yang pasti seperti
itulah yang terlihat.
“Yoboseyo” ucapku mengangkat telpon yang masuk. “Mwo?... Oh..
ne saya akan segera kesana” ucapku lalu menutup telponnya. “Hhh, dia membuat
masalah lagi” umpatku sambil meraih jaketku dan segera pergi. “Shindong-aa..
aku pergi sebentar, ne. Ada sedikit masalah yang harus ku selesaikan. Tolong
awasi cafe selama aku pergi” pamitku pada Shindong. “Siap” ucap Shindong, aku
pun pergi.
# Kim
Kyuhyun
Sial. Lagi-lagi seperti ini. Ya, ini bukan pertama kalinya aku
terlibat masalah dengan guru BK. Aku duduk di kursi pengakuan bersam rivalku, Shim Changmin. Aku duduk dengan
santai mendengar semua ucapan dari Ann Seonsaengnim, kata-kata yang sama,
hingga aku hafal. Sedangkan Si Changmin hanya diam menunduk, maklum dia adalah
murid kesayangan guru di sekolah, ah itu juga tidak penting.
“Sebentar lagi, Hyungmu akan datang. Aku heran kau ini belum
jera juga” ucap Ann Seonsaengnim. “Dan kau Shim Changmin, kau boleh kembali
kekelas, karena kau tidak bersalah” tambahnya. “Mwo? Bagaimana bisa, dia yang
membuat masalah denganku dan dia begitu mudahnya dibebaskan? Ini tidak adil”
sanggahku kesal. “Apa yang kau katakan? Tidak adil? Kau mengerti tentang
keadilan? Dari semua saksi yang melihatnya, kau yang memukul Changmin lebih
dulu. Kau tidak bisa menghindar lagi” cerocos Ann Seonsaengnim. “Tapi...???”
ahh,, aku tidak bisa bilang apa-apa lagi. Aku hanya menatap Changmin yang pergi
meninggalkan ruang BK dengan kesal, apalagi saat kulihat senyum liciknya itu.
Haaahhhh menyebalkan.
“Oh. Tuan Kim, anda sudah datang!” seru Ann Seonsaengnim, aku
pun melihat orang itu, dia menatapku marah, tapi aku tak peduli, dia duduk
disampingku. “Kami sudah tidak sanggup lagi mempertahankan Kim Kyuhyun disini.
Dia sudah banyak sekali berbuat kerusuhan di sekolah ini. Jadi kami terpaksa
harus mengeluarkannya” ujar Ann Seonsaengnim. “Mohon beri dia kesempatan sekali
lagi, saya janji dia akan berubah, dia akan lebih baik lagi, saya mohon dengan
sangat, maafkan kesalahan namdongsaeng saya ini” pinta orang itu, aku
menatapnya kesal. Untuk apa memohon-mohon seperti itu. “Tapi...” ucap Ann
Seonsaengnim, “Saya mohon” ucap orang itu lagi. “Kajja minta maaf, yaa!!”
perintahnya padaku. Tentu aku menolaknya, aku tidak merasa punya salah, kenapa
aku harus minta maaf, aku tidak mau merasa rendah didepan orang lain. Dia terus
memaksaku, karena kesal, aku pun pergi keluar. “Yaaa... chakkaman, Kyuhyun-ya,
Yaaa! Kim Kyuhyun” teriak orang itu. Tapi aku tetap tak peduli padanya.
Saat aku keluar dari ruang BK, banyak yang menatapku, dan
mungkin juga membicarakanku, ahh, terserah apa yang mereka lakukan, aku tak
peduli. Seorang yeoja melewatiku dengan tatapan kesal. Dia, dia adalah Kim
Taeyeon, yeoja itu... entah siapa dia, aku merasa seperti mengenalnya. Ya sejak
dua bulan lalu, pertama kali aku pindah ke sekolah ini, aku melihatnya, dan
untuk pertama kalinya aku selalu memperhatikannya.
“Yaaa! Kyuuu... kau tidak apa-apa?” seru seseorang yang berlari
kecil ke arahku. Aku hanya tersenyum kecut, dia membarengi langkahku. “Apa Shim
Changmin di bebaskan lagi? Ah, dia itu benar-benar, jelas-jelas dia yang salah
kan? Lalu kenapa kau yang harus menerima hukumanya? Hahhh, apa kau akan pindah
lagi?” cerocosnya. Aku menghentikan langkahku dan menatapnya kesal. “Yaaa!
Sungmin-aa, bisakah kau tidak mengurusi masalah orang lain? Aku tidak suka itu”
ucapku dingin, aku berjalan cepat mendahuluinya. “yang benar saja?” umpatku
kesal. “Yaaa! Jangan marah. Kita ini kan teman” teriak Sungmin, aku
mengabaikannya.
#Kim Jongwon
Hhh, benar-benar anak itu. Sampai kapan dia seperti ini,
menyusahkan saja. Untung saja guru tadi masih mau memberi kesempatan padanya.
Apa dia tidak berfikir seberapa banyak uang yang dihabiskan untuk pindah
sekolah? Aishh, aku bisa gila karenanya.
Kembali ku cek jam tanganku, lalu memacu mobilku menuju kafe.
*****
#Author
Terjadi aksi kejar-kejaran antara seorang anggota mafia dan dua
orang polisi. Beberapa kali polisi itu meletupkan senjatanya memberi peringatan
pada orang itu, tapi orang itu benar-benar lincah dan terlatih untuk berlari
cepat, dia juga lihai mencari jalan-jalan sempit yang sulit di lalui orang.
Tapi dua polisi itu juga sangat lincah, maklum mereka adalah polisi baru. Tapi,
memang benar-benar sulit menangkap anggota mafia yang sangat buron itu.
Akhirnya dua polisi itu melakukan taktik strategi. “Polisi Jung, kita ambil jalan
berbeda, agar lebih cepat” ucap Polisi Kim. “Baik” ucap Polisi Jung yang
langsung mengambil jalan lain.
To Be
Continue...
Gimana nih? Agak
aneh ya?
INGAT,
jangan lupa tinggalkan COMMENTnya. OK.
GAMSAHAMNIDA.
ANYEONG. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biasakan untuk memberi komentar untuk posting kami. sebagai bahan koreksi kami untuk menghidupkan blog ini. Let's Comment ^^