Senin, 22 Juni 2015

Be Amazing Girls (Chapter 2)

Kim Hyuli Present

‘Be Amazing Girls’
DRSTL (Difna, Retno, Sulis, Likah, Tari) | B1A4 | Other
Fiction | Fight | Dreams
G
“Fanfic ini adalah fanfic seri keduaku setelah ‘A Short Journey of Daydream with KRY’ yang aku tulis dibuku. ini hanya sekedar fanfic, tidak bermaksud untuk menjelekkan pihak lain. Jadi, saya mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak pantas”
RCL & Happy Reading ^^
-------------------------------------------
Read previous chapter : chap. 1

Previous chapter

“Auhh. Issshhh” kesal Retno. Ia mendapati sebuah sepatu dihadapannya, perlahan ia mengangkat kepalanya. Dan terlihat jelas seorang pemuda, yang berdiri dan menatapnya heran. Tidak, tapi dengan tatapan sombong.


Chapter 2

                “Retno. Kamu nggak apa-apa?” Tari menyadarkan lamunannya, ia membantunya berdiri. Retno hanya tersenyum tipis padanya. Semua memandangnya lucu. ‘haah memalukan’ umpatnya dalam hati. Ia menoleh kearah pemuda tadi dengan kesal dan pergi dari situ.
                “Hhh. Dia sombong sekali. Ada orang jatuh cuma dilihati saja. Benar-benar” cerocos Retno duduk disamping Likah. “Masa, artis sepertiku harus ikut berdesak-desakkan dengan orang-orang seperti mereka. Hhh” dongkol Likah sambil membenarkan hillsnya. Mereka berdua hanya diam dalam kedongkolan.
                Tak lama kemudian, Tari, Sulis dan Difna menghampiri Retno dan Likah.
                “Kau lihat yang berambut kecoklatan tadi, dia terlihat keren, apalagi senyumnya” kata Sulis.
                “Aku lebih suka yang pakai jaket merah tadi, kurasa dia dancer utama, benar-benar imut” sahut Difna. “Kau beruntung bisa maju kedepan tadi” tambahnya  pada Tari. Tari hanya diam saja lalu mendekati Retno.
                “Kamu nggak apa-apa?” tanyanya lagi. Retno menggeleng dan tersenyum singkat lalu berdiri. “Ayo kembali ke Hotel” katanya. Semua setuju dan berendeng kembali dengan perasaan masing-masing.

                @Dorm B1A4

                “Hahh. Lelahnya” Sandeul, vokalis grup itu merebahkan tubuhnya disofa putih ruangan itu. Diikuti Baro, sang rapper dan juga Gongchan, sang magnae. Sedang dua lainnya sedang sibuk di dapur mencari minuman. Jinyoung, sang leader dan Shinwoo, sang vokalis sekaligus rapper kedua.
                “Shinwoo-hyung. Kau tega sekali pada yeoja tadi. Seharusnya kau menolongnya” kata Gongchan sesaat setelah Shinwoo dan Jinyoung kembali dari dapur.
                “Entahlah. Aku tidak berfikir apapun saat itu” jawab Shinwoo sambil terkekeh, lalu meneguk sodanya.
                “Ya, terkadang kau memang aneh” gumam Jinyoung.
                “Young-hyung” Sandeul merangkul kakak segrupnya itu dengan manja. “Aku lapar” rengeknya. Jinyoung tersenyum singkat lalu menatapnya tajam, dengan segera Sandeul melepaskan tangannya dari Jinyoung dan berlari menuju kamarnya. Semua tertawa geli melihatnya.
                “Aku sebaiknya tidur, kan?  kalau  aku makan, aku akan gemuk lagi, kan?” ucap Sandeul dari kamarnya dengan kepala yang tersembul dari pintu yang tertutup sedikit. Tak ada yang menjawab, hanya menatapnya datar. Dia pun mengangguk seakan mengerti arti tatapan itu lalu menarik kepalanya dan menutup pintu.
                “Anak itu” gumam Baro sambil terkekeh. “Aa. Apa Manager Kang sudah mendapat para calon idol grup itu?”
                “Kudengar dari Manager Jang, sudah” sahut Gongchan yang masih mengutak-atik tabnya. “Ya, kita lihat saja nanti seperti apa mereka”.
                “Sebaiknya kita istirahat. Besok kita akan ke Incheon” kata Jinyoung. Semua mengangguk dan pergi kekamar masing-masing, kecuali Shinwoo yang merebahkan tubuhnya di sofa. Lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. “Milik siapa ini?” gumamnya memperhatikan sapu tangan biru ditangannya. Ia melihat sebuah rajutan huruf diujung kain itu.
                “Sepertinya ini rajutan tangan. T&R” ucapnya. Lama ia memandanginya, hingga matanya mengatup dan kehilangan kesadarannya.

)()()()(Be Amazing Girls)()()()(

                Pagi menjelang. DRSTL sudah bersiap untuk tour hari pertama mereka. Mereka juga penasaran akan diajak kemana oleh pemandu bernama Kang Sungjong itu.
                Jam dinding menunjukkan pukul 8.50 kst. Mereka pun keluar menuju lobby. Ternyata di sana Kang Sungjong sudah menunggu. Ia melambaikan tangannya pada mereka berlima.
                Mereka berlima menghampirinya dan membungkuk sebagai tanda kesopanan. Sungjong menyambutnya dengan ulasan senyum ramahnya. Lalu ia memberikan sebuah kartu pada mereka berlima. Dan juga sebuah kertas yang sepertinya sebuah kertas kontrak.
                “Ini adalah kartu tanda pengenal kalian, dan juga nomorku dan juga perusahaan. Untuk jaga-jaga seandainya kita terpisah. Tapi aku harap itu tidak akan terjadi” ujar Sungjong. Semuanya mengangguk mengerti.
“Dan yang satunya adalah kontrak untuk kalian bersedia mengikuti semua peraturan yang kami berikan selama tour ini, kalian tanda tangan disini” dengan sedikit ragu, mereka pun menandatanganinya. Sungjong tersenyum dan mereka pun berangkat.
                ---
                “Kita akan kemana?” tanya Likah yang duduk disamping Sungjong yang mengemudikan mobil yang mereka tumpangi. “Kami dari perusahaan K-Food yang bekerja sama dengan beberapa agency artis di Seoul ini, menyediakan tour ke agency-agency entertainment, yang kami sebut Idols Tour” jelas Sungjong.
                “Oh? Jongmal?” tanya Sulis dan Difna hampir bersamaan. Sungjong hanya memberikan anggukannya. “Hhh. Itu artinya kita akan ke SM-Entertainment, kan?” tanya Tari. “Tentu saja. Itu tujuan pertama kita”.
                “KRY Oppa, Super Junior, EXO, SNSD” gumam Sulis dan Tari. “Lee Jongsuk” sahut Retno dengan senyum ejeknya. “A, polisi Jung. Oh, bukan, tapi aktor terkenal Jung Illwoo” tambah Difna. Membuat Tari dan Sulis mengumpat gemas.
                “Oh. Sepertinya kalian sangat mengerti tentang dunia K-Pop ya” kata Sungjong.
                “Bukankah itu sudah biasa.K-Pop kan sudah merajalela diseluruh pelosok bumi termasuk negara kami” jelas Likah dengan gaya bicara artisnya. Sungjong terkekeh. Lalu kemudian semua diam menikmati perjalanan.
#Hari pertama tour, tujuan SM-Entertainment (Gangnam-gu, Apgujeong-2dong, 521)          Mereka benar-benar merindukan tempat itu, keadaannya masih sama hanya saja terlihat lebih modern lagi. Tapi, mereka tidak berjumpa dengan Super Junior, hanya Eunhyuk dan Siwon yang keluar bersama Kangta dan Changmin dari TVXQ. Walaupun kecewa, mereka cukup senang bisa melihat latihan EXO dan juga F(x).
                Setelah itu dilanjutkan ke..
# JYP-Entertainment  (Gangnam-gu, Cheongdam-dong, 123-50)
Disini mereka disuguhkan dengan gedung yang mirip seperti bioskop, karena di jendela-jendela gedung terpajang poster artis-artis yang ada dalam naungan agency itu. Disitu juga mereka bertemu dengan bintang-bintang besar seperti Park Jinyoung, 2AM, 2PM, dan sebagainya, dan saat itu Sulis mendapat keberuntungan karena diberi sebuah bolpoint yang katanya adalah kesayangan Jinwoon 2AM. Dan, mereka sedikit belajar tentang dance dari guru besar JYP yang terkenal.
#Hari kedua tour, tujuan J Tune-Entertainment (Gangnam-gu, Samsung-dong, 135-100, 44-10 Soam Building #501)
Ini adalah anak perusahaan dari JYP-Ent. Mereka bertemu artis terkenal Rain dan beberapa boy & girlband terkenal seperti Miss-A dan MBLAQ.
Setelah itu mereka pergi berkeliling Gangnam mengunjungi semua agency yang ada. Memang sangat menyenangkan karena mereka bisa melihat kehidupan para artis dan idol grup yang banyak digilai para fans di seluruh pelosok dunia. Memang hal yang sangat sulit bagi orang biasa untuk memasuki tempat-tempat seperti itu, oleh karena itu mereka sangat beruntung.
Di CJES-Entertainment mereka bertemu JYJ yang merupakan mantan personil TVXQ dari SM-Entertainment. Dan yang  paling mereka sukai adalah di Woolim-Entertainment, karena disana gedungnya tidak seperti gedung yang lain, lebih mirip seperti rumah pribadi yang mewah. Mereka juga disuguhi dengan keramahan para penghuninya, dan kebetulan saat itu INFINITE, boyband utama agency itu tengah menikmati masa santai, sehingga mereka bisa mengobrol bersama DRSTL.
Di hari terakhir...
Mobil tour mereka berhenti disebuah gedung yang aneh. Ya,memang besar hanya terlihat seperti tak terawat. Menurut penjelasan Kang Sungjong, ini adalah agency terbaru di kota Seoul. Ya, pantas saja terlihat sepi.
“Hhh. Ini lebih mirip gedung tua di Kota Tua Jakarta” ucap Likah. “Iya juga, ya” kata Difna menimpali. “Memang ada yang mau masuk sini?” tanya Tari. “Ada. Walaupun hanya satu grup, tapi mereka sudah menjadi idol grup populer dan go internasional, ya tak kalah dengan agency-agency yang kita datangi sebelumnya” ujar Sungjong. Retno memutar bola matanya kesetiap penjuru tempat itu.
“Hebat juga” gumamnya. “Kajja” ajak Sungjong.mereka pun masuk kedalam. Benar saja, aktivitasnya masih lengang, mungkin karena idolnya masih sedikit. Mereka berlima berkeliling sendiri, sedang Sungjong entah pergi kemana.
Lama mereka menelusuri tempat itu namun tak ada yang menarik. Namun mereka tertarik dengan suara orang-orang yang tengah latihan menyanyi dan sepertinya juga berlatih dance. Mereka pun melihatnya dari jendela kaca.
“Bukankah mereka?” gumam Sulis. “Hwaa. Iya. Jadi mereka disini?” ucap Tari. “Suaranya benar-benar bagus” gumam Likah yang mulai terpesona dengan salah satu dari mereka. Ya, 5 pemuda yang mengadakan pertunjukan dijalanan kemarin.
Retno masih mengingat kejadian memalukan itu, dan karena itu juga ia kehilangan sapu tangan keberuntungannya yang diberikan kakaknya. Ia memandang mereka kesal. Lalu pergi keluar tanpa sepengetahuan teman-temannya.
Ia berjalan menuju pintu keluar dan tak sengaja melihat Sungjong tengah berbicara dengan seorang pria. Dari gelagatnya, pria itu berpangkat tinggi, mungkin direktur atau presdir. Tak berapa lama, pria itu pergi dan Sungjong membungkuk padanya.
“Hhh. Kukira kemana” ucap Tari mengagetkan Retno. Retno hanya tersenyum tipis. “Aku dari toilet” bohongnya. Yang lain hanya menatapnya datar. Sungjong pun datang. “Ini. Jadwal kalian selanjutnya” Sungjong memberikan sebuah kertas. Semua saling menatap satu sama lain dan mulai membaca isi kertas itu.
“Apa ini? Apa maksudnya dengan trainee?” tanya Retno. “Iya. Bukankah tour ini sudah selesai, dan besok kami sudah bisa pulang” sambung Difna. “Kalian tidak membaca surat kontrak kemarin? Di point nomor 9. Setelah Idols Tour selesai, maka peserta harus mengikuti trainee di WM-Entertainment” jelas Sungjong sambil menunjukkan kertas kontraknya. Semuanya terbelalak lalu memandang kearah Sulis tajam.
“Apa-apaan ini? Ini namanya penipuan. Tour ini hanya akal-akalan untuk mencari idol, kan? tch” kecam Likah. “Tapi, kalian sudah tidak bisa menolak, kalian sudah menandatanganinya dan harus mengikuti segala prosedurnya”. DRSTL langsung pergi tanpa pamit dan tak peduli apa yang di ucapkan Sungjong sambil menggerutu. “Ya!” teriak Sungjong. “Bisa kacau kalau mereka sampai pergi” ia pun mengejar mereka.
Kini DRSTL berada di sebuah taman kota. Semuanya duduk dengan kesal.
“Hhh. Kamu mau menjelaskan apa tentang ini semua?” tanya Likah pada Sulis. “Aku nggak tahu, dan aku tidak pernah menyangka akan seperti ini” ujar Sulis menunduk. “Ahh. Mereka benar-benar rubah licik. Apa mereka kekurangan orang sampai melakukan hal seperti ini? Tch” umpat Likah sambil mondar-mandir. “Terjadi lagi. Sebaiknya kita pulang malam ini juga” usul Difna. Retno berdiri. “Ayo” ucapnya mendahului berjalan. Yang lain pun mengikutinya.
“Dulu dia. Sekarang kamu. Haahh kenapa aku terjebak dalam dunia pertemanan yang seperti ini? Berteman dengan orang yang tidak sederajat memang susah, hhh” gerutu Likah. Sulis dan Retno menatapnya. “Kenapa emang aku salah?”.
“OK. Ini terjadi lagi. Perbedaan kasta lagi? Kurasa memang benar. Lupakan saja kami sekarang, anggap saja bukan temanmu, Lik. Oh, maaf maksudku Nona Likah” Retno langsung pergi. “Hei.. Retno” Tari menatap DSL lalu Retno, ia bingung harus memilih siapa. Akhirnya, Ia pun langsung berlari mengejar Retno.
“Gila. Semua orang gila sekarang” maki Likah. Sulis masih saja diam, orang yang paling bersalah dengan kejadian ini adalah dirinya, karena dirinya yang mengajak teman-temannya kembali ke negara ini. Difna menepuk pelan pundak Sulis untuk menenangkannya. “Semua hanya sedang emosi. Sebaiknya kita kembali ke Hotel, dan segera berberes lalu pulang” kata Difna. Sedang Likah sudah pergi lebih dulu. Akhirnya mereka berdua pun mengikuti yang lain.
---
Retno berjalan cepat menuju Hotel dengan perasaan kesal. Tari berhasil mengejarnya.
“Retno. Kamu nggak apa-apa?” tanyanya. Retno hanya tersenyum padanya. “Tck. Lupakan saja perkataan Likah, mungkin dia lagi emosi”. “Yaa, firasatku tak pernah meleset” gumam Retno. “Tapi masih ada kesempatan untuk pulang kan?, ayo” ajak Tari, mereka pun menuju Hotel bersama.
---
Sesampainya di hotel mereka dikejutkan oleh Sungjong yang tiba-tiba sudah ada di sana.
“Bagaimana, anda?” tanya Retno diikuti tatapan heran Tari. Sungjong hanya diam. Karena tidak dapat jawaban, mereka pun memilih pergi dan segera berberes ke kamar mereka dan pulang. Tak lama kemudian DSL menyusul dan sama terkejutnya saat melihat ada Sungjong disana, tapi mereka tak menghiraukannya dan melewatinya begitu saja.
“Kalian tidak akan bisa kemana-mana” kata Sungjong dengan smirknya.
---
“Tari... kau tahu dimana passporku?” tanya Retno. Tari hanya menggeleng. “Passporku juga tidak ada. Aku yakin kuletakkan di saku koperku ini” ucap Sulis. Semuanya terdiam dan mencarinya lagi dengan teliti. “Passpor kita hilang?” gumam Tari. Semua terbelalak.
“Passpor kalian ada?” tanya Difna dan Likah hampir bersamaan yang baru masuk kamar STR. STR menggeleng. “Ini bukan kebetulan” gumam Difna. “Pasti ada yang sengaja mencurinya” tambah Sulis. Semuanya berfikir, “Kang Sungjong?” pekik mereka hampir bersamaan dan langsung pergi keluar.
Dan tepat didepan kamar mereka Sungjong telah berdiri dengan smirknya. “Kau. Cepat kembalikan passpor kami” kata Likah. “Shireo. Kalian harus mengikuti peraturannya, Cuma 2 bulan, jika kalian tidak cocok, kalian akan dipulangkan. Dan passpor kalian akan kubawa. Kalau kalian mau, datanglah kealamat dalam kertas kontrak kalian ini. OK. Anyeong” ujar Sungjong langsung pergi.
“Beraninya kau mempermainkan kami, huh? Kau kira aku ini siapa? Aku bisa saja menuntutmu sekarang juga, Arra? Ya!” maki Likah. “Ya! Berhenti. Jangan seenaknya sendiri” teriak Retno. “Kami bukan mainan, huh” sambung Difna. “ya, kami bukan budak yang bisa disuruh seenaknya” sahut Tari. “Dasar Penipu! Pembohong!” maki Sulis. Namun sia-sia saja karena Sungjong sudah pergi.
Jongsonghamnida, boleh kami minta kuncinya? Waktu menginap kalian sudah habis, kalian bisa memperpanjang waktu jika masih ingin menginap disini” ucap seorang pegawai Hotel. Mereka saling memandang satu sama lain. Bukan kenapa-kenapa, hanya saja mereka tidak mempunyai uang yang cukup untuk menginap dihotel mewah seperti itu. Dengan terpaksa mereka pun menyerahkan kunci kamar mereka dan beranjak meninggalkan hotel itu.
---
Mereka berlima duduk di halte dengan semua barang mereka. “Sejak awal aku sudah menolak pergi kesini, tapi kalian memaksa, dan lihat sendiri apa jadinya” maki Likah. “Ya, maaf, ini semua salahku, kalian harus menderita karena obsesiku” sesal Sulis. “Nah, itu nyadar” ucap Likah. “Bisa berhenti bicara, nggak? Daripada banyak bicara mending kita mikir gimana kita bisa mengambil passpor kita dan pulang” sela Difna.
“Retno, apa kartu ini masih berguna?” tanya Tari menunjukkan kartu nama milik Manager Lee Jungill, yang pernah menolong mereka dulu. Retno mengambil kartu itu. “Entahlah. Walaupun ini bisa, aku tak ingin merepotkannya lagi, dia sudah banyak membantu kita dulu” gumam Retno lalu menghela nafas. “Ya, kau benar” ucap Tari. Mereka pun hanya diam memikirkan bagaimana mereka akan pulang. Likah berusaha menghubungi managernya di Indonesia untuk menjemputnya, namun karena ini sambungan luar negeri jadi cukup sulit. Akhirnya ia mengirim pesan lewat akun WA-nya dan berharap segera mendapat balasan.
Lama mereka berada disitu, hari pun sudah berganti senja.
“Bagaimana cara kita pulang?” gumam Tari, yang lain mendesah. “Aku laper” gumam Retno. “Tch. Hanya makanan yang kau pikirkan. Apa di otakmu hanya ada itu, huh?” kasar Likah. Retno memilih diam daripada menanggapi omongannya.
“Sudah deh, kebiasaan. Retno ada benarnya, sekarang kita butuh makan dan tempat untuk menginap malam ini” kata Difna menengahi. Sulis memperhatikan surat kontrak dari Sungjong tadi. “Apa... sebaiknya kita menerima perjanjian ini?” katanya. Semua berfikir.
“Tidak. Pasti kita disuruh melakukan hal-hal yang melelahkan, aku menolak” tegas Likah. “Tapi, kurasa tidak ada jalan lain” Sulis memeluk kopernya. “Kurasa kau benar” gumam Difna. “Tak ada pilihan lain” sambung Tari lalu menatap Retno meminta persetujuan. “Ya, mau gimana lagi” Retno mengangkat pundaknya.
“Itu karena kalian punya pekerjaan yang biasa, tidak sepertiku yang harus profesional, lusa aku ada konser di Bandung, memang kalian pikir itu mudah? Jadwalku sudah padat disana” ujar Likah. “Kau kira, hanya kau saja yang sibuk?. Kami juga punya kontrak dengan perusahaan, dan kami bisa saja kehilangan pekerjaan karena ini” emosi Retno mulai memuncak. “Kau berani denganku?” kecam Likah sambil berdiri. Retno pun berdiri, dan mereka saling menatap tajam.
“Kalian seperti anak kecil saja. Aku akan pergi kealamat ini. Kalau kalian ikut silakan, tidak, juga silakan. Kami pergi” kesal Difna beranjak diikuti Tari dan Sulis. Sedang Retno dan Likah mencoba menahan emosi mereka dan memilih ikut bersama mereka ke alamat yang dimaksud tadi.
---
“Hhh. Kalian pasti akan datang” gumam Sungjong di meja kerjanya.

)()()()(Be Amazing Girls)()()()(

                “Hyung, kasihan dia” ucap Gongchan yang masih asyik dengan instagramnya. “Nugu?” tanya Jinyoung yang duduk disampingnya sambil melihat-lihat scorenya. “Aku tidak tahu siapa dia, dia bilang dia berlibur kesini karena menang undian, dan ternyata dia ditipu” adu Gongchan. “Umm, itu salahnya sendiri. Kenapa percaya dengan hal-hal seperti itu?” sela Shinwoo yang baru datang membawa semangkuk ramen lalu memakannya.
                Tiba-tiba Sandeul muncul dari kamarnya dan ikut memakan ramen Shinwoo. “Ya! Apa kau tidak bisa membuatnya sendiri?” maki Shinwoo. “Ya! Hyung, kau harus memperlakukan namdongsaengmu ini dengan baik, aku kan hanya minta sedikit” Sandeul menunjukkan aegyeo-nya. “Tck” decak Shinwoo menyerahkan semua ramennya pada Sandeul lalu memilih masuk kamar. “Gomapta. Kau memang uri Hyung terbaik. Haha” girang Sandeul.
                Jinyoung dan Gongchan hanya menggeleng pelan melihatnya, lalu kembali kekesibukan masing-masing.
                Baro baru keluar dari kamar mandi. Dan mencium bau yang sedap, ia pun segera mencari asal bau itu. “Ramen? Hhahh, kebetulan aku lapar setelah mandi” gumamnya. Ia melihat Sandeul yang tengah asyik menikmati ramen itu.
                “Ramen....” teriak Baro yang langsung duduk didepan Sandeul dan mengambil mangkuk ramennya dan melahapnya seperti orang yang tidak makan selama seminggu.
                “Ya... ya...” Sandeul hanya menggigit ujung sumpitnya.
                “Hahaha.. makanan rampasan dari inspektur oleh beruang kini dihabiskan oleh kelinci. Hahaha” tawa Gongchan tak henti-henti. Jinyoung hanya tersenyum tipis. “Ahh. Masitta” lega Baro sambil meletakkan mangkuk itu. Sandeul hanya memandangi mangkuk kosong itu dengan sedih. “Kau bisa buat lagi. Gomapta” ucap Baro lalu menuju kamarnya. Gongchan masih tak bisa berhenti tertawa melihatnya.

                Sementara itu, di lobby WM Entertainment, DRSTL sampai.
                “Oh. Akhirnya kalian datang juga” sambut Sungjong. DRSTL menatapnya kesal, “Baiklah. Kami setuju. Tapi, hanya untuk  2 bulan” kata Sulis. “Ya, setelah itu kau harus mengembalikan passpor kami” tambah Difna.
                Sungjong tertawa penuh kemenangan, “Tentu saja, itu kan memang perjanjiannya. Kalian memilih keputusan yang tepat” ucap Sungjong. “Sudah, jangan banyak bicara, kami ingin istirahat, tunjukkan tempatnya” sahut Likah. “Kami juga kelaparan karenamu” tambah Retno. Yang lain mengangguk menyetujui.
                “Mwo? Tempat tinggal?” pekik Sungjong. “Iya. Apa anda tidak menyediakan untuk kami? Di point nomor 10, semua yang dibutuhkan para trainer akan disediakan oleh perusahaan” ujar Tari sambil menunjukkan surat kontraknya. Sungjong tahu itu, dia tengah memutar otak. ‘Kalau dirumahku yang sempit itu tidak mungkin. Apalagi diperusahaan ini’ pikirnya.
                “Aa, ne. Kajja ikut aku” ajak Sungjong. DRSTL pun mencoba mempercayainya dan mengikutinya kemanapun ia pergi. Mereka pun naik mobil Sungjong dan pergi entah kemana.
                Tak berapa lama berkendara mereka pun sampai disebuah rumah yang cukup besar dan terlihat mewah. Setelah turun dari mobil mereka mengikuti Sungjong untuk masuk kedalam rumah itu.
                Sungjong menekan bel beberapa kali. Setelah pemilik rumah membukakan pintu, mereka pun masuk.
                “Manager Kang? Tidak biasanya kau datang jam segini?” tanya seorang pria bertubuh tinggi. “Aa, itu karena ada tamu untuk kalian” ujar Sungjong sambil menyuruh DRSTL masuk.
                5 pemuda pemilik rumah dan DRSTL sangat terkejut dan saling menatap satu sama lain. “Kalian?” . “Kau?” gumam masing-masing. “Aa.. mereka adalah trainee kita dari Indonesia. Kebetulan rumah ini besar, jadi mereka akan tinggal disini selama masa trainee. Dan, kalian sebagai senior juga akan menjadi mentor untuk mereka. Arra?” ujar Sungjong.
                “Mwo?” teriak semua hampir bersamaan.

TBC


Chaa... next chapter akan menyusul. Author permisi dulu.... Anyeonggg ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biasakan untuk memberi komentar untuk posting kami. sebagai bahan koreksi kami untuk menghidupkan blog ini. Let's Comment ^^