Kim
Hyuli Present
‘Be
Amazing Girls’
DRSTL
(Difna, Retno, Sulis, Likah, Tari) | B1A4 | Other
Fiction
| Fight | Dreams
G
“Fanfic
ini adalah fanfic seri keduaku setelah ‘A Short Journey of Daydream with KRY’
yang aku tulis dibuku. ini hanya sekedar fanfic, tidak bermaksud untuk
menjelekkan pihak lain. Jadi, saya mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak
pantas”
RCL
& Happy Reading ^^
-------------------------------------------
Read previous chapter : chap. 1
Previous chapter
“Auhh. Issshhh” kesal Retno.
Ia mendapati sebuah sepatu dihadapannya, perlahan ia mengangkat kepalanya. Dan
terlihat jelas seorang pemuda, yang berdiri dan menatapnya heran. Tidak, tapi
dengan tatapan sombong.
Chapter
2
“Retno.
Kamu nggak apa-apa?” Tari menyadarkan lamunannya, ia membantunya
berdiri. Retno hanya tersenyum tipis padanya. Semua memandangnya lucu. ‘haah
memalukan’ umpatnya dalam hati. Ia menoleh kearah pemuda tadi dengan kesal dan
pergi dari situ.
“Hhh.
Dia sombong sekali. Ada orang jatuh cuma dilihati saja. Benar-benar” cerocos
Retno duduk disamping Likah. “Masa, artis sepertiku harus ikut
berdesak-desakkan dengan orang-orang seperti mereka. Hhh” dongkol Likah sambil
membenarkan hillsnya. Mereka berdua hanya diam dalam kedongkolan.
Tak
lama kemudian, Tari, Sulis dan Difna menghampiri Retno dan Likah.
“Kau
lihat yang berambut kecoklatan tadi, dia terlihat keren, apalagi senyumnya”
kata Sulis.
“Aku
lebih suka yang pakai jaket merah tadi, kurasa dia dancer utama,
benar-benar imut” sahut Difna. “Kau beruntung bisa maju kedepan tadi”
tambahnya pada Tari. Tari hanya diam
saja lalu mendekati Retno.
“Kamu
nggak apa-apa?” tanyanya lagi. Retno menggeleng dan tersenyum singkat
lalu berdiri. “Ayo kembali ke Hotel” katanya. Semua setuju dan berendeng
kembali dengan perasaan masing-masing.
@Dorm
B1A4
“Hahh.
Lelahnya” Sandeul, vokalis grup itu merebahkan tubuhnya disofa putih
ruangan itu. Diikuti Baro, sang rapper dan juga Gongchan, sang magnae.
Sedang dua lainnya sedang sibuk di dapur mencari minuman. Jinyoung, sang leader
dan Shinwoo, sang vokalis sekaligus rapper kedua.
“Shinwoo-hyung.
Kau tega sekali pada yeoja tadi. Seharusnya kau menolongnya” kata
Gongchan sesaat setelah Shinwoo dan Jinyoung kembali dari dapur.
“Entahlah.
Aku tidak berfikir apapun saat itu” jawab Shinwoo sambil terkekeh, lalu meneguk
sodanya.
“Ya,
terkadang kau memang aneh” gumam Jinyoung.
“Young-hyung”
Sandeul merangkul kakak segrupnya itu dengan manja. “Aku lapar” rengeknya.
Jinyoung tersenyum singkat lalu menatapnya tajam, dengan segera Sandeul
melepaskan tangannya dari Jinyoung dan berlari menuju kamarnya. Semua tertawa
geli melihatnya.
“Aku
sebaiknya tidur, kan? kalau aku makan, aku akan gemuk lagi, kan?”
ucap Sandeul dari kamarnya dengan kepala yang tersembul dari pintu yang
tertutup sedikit. Tak ada yang menjawab, hanya menatapnya datar. Dia pun
mengangguk seakan mengerti arti tatapan itu lalu menarik kepalanya dan menutup
pintu.
“Anak
itu” gumam Baro sambil terkekeh. “Aa. Apa Manager Kang sudah mendapat para
calon idol grup itu?”
“Kudengar
dari Manager Jang, sudah” sahut Gongchan yang masih mengutak-atik tabnya. “Ya,
kita lihat saja nanti seperti apa mereka”.
“Sebaiknya
kita istirahat. Besok kita akan ke Incheon” kata Jinyoung. Semua mengangguk dan
pergi kekamar masing-masing, kecuali Shinwoo yang merebahkan tubuhnya di sofa.
Lalu mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. “Milik siapa ini?” gumamnya
memperhatikan sapu tangan biru ditangannya. Ia melihat sebuah rajutan huruf
diujung kain itu.
“Sepertinya
ini rajutan tangan. T&R” ucapnya. Lama ia memandanginya, hingga matanya
mengatup dan kehilangan kesadarannya.
)()()()(Be
Amazing Girls)()()()(
Pagi
menjelang. DRSTL sudah bersiap untuk tour hari pertama mereka. Mereka juga
penasaran akan diajak kemana oleh pemandu bernama Kang Sungjong itu.
Jam
dinding menunjukkan pukul 8.50 kst. Mereka pun keluar menuju lobby.
Ternyata di sana Kang Sungjong sudah menunggu. Ia melambaikan tangannya pada
mereka berlima.
Mereka
berlima menghampirinya dan membungkuk sebagai tanda kesopanan. Sungjong
menyambutnya dengan ulasan senyum ramahnya. Lalu ia memberikan sebuah kartu
pada mereka berlima. Dan juga sebuah kertas yang sepertinya sebuah kertas
kontrak.
“Ini
adalah kartu tanda pengenal kalian, dan juga nomorku dan juga perusahaan. Untuk
jaga-jaga seandainya kita terpisah. Tapi aku harap itu tidak akan terjadi” ujar
Sungjong. Semuanya mengangguk mengerti.
“Dan yang satunya adalah
kontrak untuk kalian bersedia mengikuti semua peraturan yang kami berikan
selama tour ini, kalian tanda tangan disini” dengan sedikit ragu, mereka pun
menandatanganinya. Sungjong tersenyum dan mereka pun berangkat.
---
“Kita
akan kemana?” tanya Likah yang duduk disamping Sungjong yang mengemudikan mobil
yang mereka tumpangi. “Kami dari perusahaan K-Food yang bekerja sama dengan
beberapa agency artis di Seoul ini, menyediakan tour ke agency-agency
entertainment, yang kami sebut Idols Tour” jelas Sungjong.
“Oh?
Jongmal?” tanya Sulis dan Difna hampir bersamaan. Sungjong hanya
memberikan anggukannya. “Hhh. Itu artinya kita akan ke SM-Entertainment, kan?”
tanya Tari. “Tentu saja. Itu tujuan pertama kita”.
“KRY
Oppa, Super Junior, EXO, SNSD” gumam Sulis dan Tari. “Lee Jongsuk” sahut
Retno dengan senyum ejeknya. “A, polisi Jung. Oh, bukan, tapi aktor terkenal
Jung Illwoo” tambah Difna. Membuat Tari dan Sulis mengumpat gemas.
“Oh.
Sepertinya kalian sangat mengerti tentang dunia K-Pop ya” kata Sungjong.
“Bukankah
itu sudah biasa.K-Pop kan sudah merajalela diseluruh pelosok bumi
termasuk negara kami” jelas Likah dengan gaya bicara artisnya. Sungjong
terkekeh. Lalu kemudian semua diam menikmati perjalanan.
#Hari
pertama tour, tujuan SM-Entertainment
(Gangnam-gu, Apgujeong-2dong, 521) Mereka benar-benar merindukan tempat itu, keadaannya masih
sama hanya saja terlihat lebih modern lagi. Tapi, mereka tidak berjumpa dengan
Super Junior, hanya Eunhyuk dan Siwon yang keluar bersama Kangta dan Changmin
dari TVXQ. Walaupun kecewa, mereka cukup senang bisa melihat latihan EXO dan
juga F(x).
Setelah
itu dilanjutkan ke..
#
JYP-Entertainment (Gangnam-gu,
Cheongdam-dong, 123-50)
Disini mereka disuguhkan dengan
gedung yang mirip seperti bioskop, karena di jendela-jendela gedung terpajang
poster artis-artis yang ada dalam naungan agency itu. Disitu juga mereka
bertemu dengan bintang-bintang besar seperti Park Jinyoung, 2AM, 2PM, dan
sebagainya, dan saat itu Sulis mendapat keberuntungan karena diberi sebuah
bolpoint yang katanya adalah kesayangan Jinwoon 2AM. Dan, mereka sedikit
belajar tentang dance dari guru besar JYP yang terkenal.
#Hari
kedua tour, tujuan J Tune-Entertainment
(Gangnam-gu, Samsung-dong, 135-100, 44-10 Soam Building #501)
Ini
adalah anak perusahaan dari JYP-Ent. Mereka bertemu artis terkenal Rain dan
beberapa boy & girlband terkenal seperti Miss-A dan MBLAQ.
Setelah
itu mereka pergi berkeliling Gangnam mengunjungi semua agency yang ada.
Memang sangat menyenangkan karena mereka bisa melihat kehidupan para artis dan
idol grup yang banyak digilai para fans di seluruh pelosok dunia. Memang
hal yang sangat sulit bagi orang biasa untuk memasuki tempat-tempat seperti
itu, oleh karena itu mereka sangat beruntung.
Di
CJES-Entertainment mereka bertemu JYJ yang merupakan mantan personil TVXQ dari
SM-Entertainment. Dan yang paling mereka
sukai adalah di Woolim-Entertainment, karena disana gedungnya tidak seperti
gedung yang lain, lebih mirip seperti rumah pribadi yang mewah. Mereka juga
disuguhi dengan keramahan para penghuninya, dan kebetulan saat itu INFINITE, boyband
utama agency itu tengah menikmati masa santai, sehingga mereka bisa
mengobrol bersama DRSTL.
Di
hari terakhir...
Mobil
tour mereka berhenti disebuah gedung yang aneh. Ya,memang besar hanya terlihat
seperti tak terawat. Menurut penjelasan Kang Sungjong, ini adalah agency
terbaru di kota Seoul. Ya, pantas saja terlihat sepi.
“Hhh.
Ini lebih mirip gedung tua di Kota Tua Jakarta” ucap Likah. “Iya juga, ya” kata
Difna menimpali. “Memang ada yang mau masuk sini?” tanya Tari. “Ada. Walaupun
hanya satu grup, tapi mereka sudah menjadi idol grup populer dan go
internasional, ya tak kalah dengan agency-agency yang kita datangi
sebelumnya” ujar Sungjong. Retno memutar bola matanya kesetiap penjuru tempat
itu.
“Hebat
juga” gumamnya. “Kajja” ajak Sungjong.mereka pun masuk kedalam. Benar
saja, aktivitasnya masih lengang, mungkin karena idolnya masih sedikit. Mereka
berlima berkeliling sendiri, sedang Sungjong entah pergi kemana.
Lama
mereka menelusuri tempat itu namun tak ada yang menarik. Namun mereka tertarik
dengan suara orang-orang yang tengah latihan menyanyi dan sepertinya juga
berlatih dance. Mereka pun melihatnya dari jendela kaca.
“Bukankah
mereka?” gumam Sulis. “Hwaa. Iya. Jadi mereka disini?” ucap Tari. “Suaranya
benar-benar bagus” gumam Likah yang mulai terpesona dengan salah satu dari
mereka. Ya, 5 pemuda yang mengadakan pertunjukan dijalanan kemarin.
Retno
masih mengingat kejadian memalukan itu, dan karena itu juga ia kehilangan sapu
tangan keberuntungannya yang diberikan kakaknya. Ia memandang mereka kesal.
Lalu pergi keluar tanpa sepengetahuan teman-temannya.
Ia
berjalan menuju pintu keluar dan tak sengaja melihat Sungjong tengah berbicara
dengan seorang pria. Dari gelagatnya, pria itu berpangkat tinggi, mungkin
direktur atau presdir. Tak berapa lama, pria itu pergi dan Sungjong membungkuk
padanya.
“Hhh.
Kukira kemana” ucap Tari mengagetkan Retno. Retno hanya tersenyum tipis. “Aku
dari toilet” bohongnya. Yang lain hanya menatapnya datar. Sungjong pun datang.
“Ini. Jadwal kalian selanjutnya” Sungjong memberikan sebuah kertas. Semua
saling menatap satu sama lain dan mulai membaca isi kertas itu.
“Apa
ini? Apa maksudnya dengan trainee?” tanya Retno. “Iya. Bukankah tour ini
sudah selesai, dan besok kami sudah bisa pulang” sambung Difna. “Kalian tidak
membaca surat kontrak kemarin? Di point nomor 9. Setelah Idols Tour selesai,
maka peserta harus mengikuti trainee di WM-Entertainment” jelas Sungjong
sambil menunjukkan kertas kontraknya. Semuanya terbelalak lalu memandang kearah
Sulis tajam.
“Apa-apaan
ini? Ini namanya penipuan. Tour ini hanya akal-akalan untuk mencari idol, kan?
tch” kecam Likah. “Tapi, kalian sudah tidak bisa menolak, kalian sudah menandatanganinya
dan harus mengikuti segala prosedurnya”. DRSTL langsung pergi tanpa pamit dan
tak peduli apa yang di ucapkan Sungjong sambil menggerutu. “Ya!” teriak
Sungjong. “Bisa kacau kalau mereka sampai pergi” ia pun mengejar mereka.
Kini
DRSTL berada di sebuah taman kota. Semuanya duduk dengan kesal.
“Hhh.
Kamu mau menjelaskan apa tentang ini semua?” tanya Likah pada Sulis. “Aku nggak
tahu, dan aku tidak pernah menyangka akan seperti ini” ujar Sulis menunduk.
“Ahh. Mereka benar-benar rubah licik. Apa mereka kekurangan orang sampai
melakukan hal seperti ini? Tch” umpat Likah sambil mondar-mandir. “Terjadi
lagi. Sebaiknya kita pulang malam ini juga” usul Difna. Retno berdiri. “Ayo”
ucapnya mendahului berjalan. Yang lain pun mengikutinya.
“Dulu
dia. Sekarang kamu. Haahh kenapa aku terjebak dalam dunia pertemanan yang
seperti ini? Berteman dengan orang yang tidak sederajat memang susah, hhh”
gerutu Likah. Sulis dan Retno menatapnya. “Kenapa emang aku salah?”.
“OK.
Ini terjadi lagi. Perbedaan kasta lagi? Kurasa memang benar. Lupakan saja kami
sekarang, anggap saja bukan temanmu, Lik. Oh, maaf maksudku Nona Likah” Retno
langsung pergi. “Hei.. Retno” Tari menatap DSL lalu Retno, ia bingung harus
memilih siapa. Akhirnya, Ia pun langsung berlari mengejar Retno.
“Gila.
Semua orang gila sekarang” maki Likah. Sulis masih saja diam, orang yang paling
bersalah dengan kejadian ini adalah dirinya, karena dirinya yang mengajak
teman-temannya kembali ke negara ini. Difna menepuk pelan pundak Sulis untuk
menenangkannya. “Semua hanya sedang emosi. Sebaiknya kita kembali ke Hotel, dan
segera berberes lalu pulang” kata Difna. Sedang Likah sudah pergi lebih dulu.
Akhirnya mereka berdua pun mengikuti yang lain.
---
Retno
berjalan cepat menuju Hotel dengan perasaan kesal. Tari berhasil mengejarnya.
“Retno.
Kamu nggak apa-apa?” tanyanya. Retno hanya tersenyum padanya. “Tck.
Lupakan saja perkataan Likah, mungkin dia lagi emosi”. “Yaa, firasatku tak
pernah meleset” gumam Retno. “Tapi masih ada kesempatan untuk pulang kan?,
ayo” ajak Tari, mereka pun menuju Hotel bersama.
---
Sesampainya
di hotel mereka dikejutkan oleh Sungjong yang tiba-tiba sudah ada di sana.
“Bagaimana,
anda?” tanya Retno diikuti tatapan heran Tari. Sungjong hanya diam. Karena
tidak dapat jawaban, mereka pun memilih pergi dan segera berberes ke kamar
mereka dan pulang. Tak lama kemudian DSL menyusul dan sama terkejutnya saat
melihat ada Sungjong disana, tapi mereka tak menghiraukannya dan melewatinya
begitu saja.
“Kalian
tidak akan bisa kemana-mana” kata Sungjong dengan smirknya.
---
“Tari...
kau tahu dimana passporku?” tanya Retno. Tari hanya menggeleng. “Passporku juga
tidak ada. Aku yakin kuletakkan di saku koperku ini” ucap Sulis. Semuanya
terdiam dan mencarinya lagi dengan teliti. “Passpor kita hilang?” gumam Tari.
Semua terbelalak.
“Passpor
kalian ada?” tanya Difna dan Likah hampir bersamaan yang baru masuk kamar STR.
STR menggeleng. “Ini bukan kebetulan” gumam Difna. “Pasti ada yang sengaja
mencurinya” tambah Sulis. Semuanya berfikir, “Kang Sungjong?” pekik mereka
hampir bersamaan dan langsung pergi keluar.
Dan
tepat didepan kamar mereka Sungjong telah berdiri dengan smirknya. “Kau. Cepat
kembalikan passpor kami” kata Likah. “Shireo. Kalian harus mengikuti
peraturannya, Cuma 2 bulan, jika kalian tidak cocok, kalian akan dipulangkan.
Dan passpor kalian akan kubawa. Kalau kalian mau, datanglah kealamat dalam
kertas kontrak kalian ini. OK. Anyeong” ujar Sungjong langsung pergi.
“Beraninya
kau mempermainkan kami, huh? Kau kira aku ini siapa? Aku bisa saja menuntutmu
sekarang juga, Arra? Ya!” maki Likah. “Ya! Berhenti. Jangan seenaknya
sendiri” teriak Retno. “Kami bukan mainan, huh” sambung Difna. “ya, kami bukan
budak yang bisa disuruh seenaknya” sahut Tari. “Dasar Penipu! Pembohong!” maki
Sulis. Namun sia-sia saja karena Sungjong sudah pergi.
“Jongsonghamnida,
boleh kami minta kuncinya? Waktu menginap kalian sudah habis, kalian bisa
memperpanjang waktu jika masih ingin menginap disini” ucap seorang pegawai
Hotel. Mereka saling memandang satu sama lain. Bukan kenapa-kenapa, hanya saja
mereka tidak mempunyai uang yang cukup untuk menginap dihotel mewah seperti
itu. Dengan terpaksa mereka pun menyerahkan kunci kamar mereka dan beranjak
meninggalkan hotel itu.
---
Mereka
berlima duduk di halte dengan semua barang mereka. “Sejak awal aku sudah
menolak pergi kesini, tapi kalian memaksa, dan lihat sendiri apa jadinya” maki
Likah. “Ya, maaf, ini semua salahku, kalian harus menderita karena obsesiku”
sesal Sulis. “Nah, itu nyadar” ucap Likah. “Bisa berhenti bicara, nggak?
Daripada banyak bicara mending kita mikir gimana kita bisa mengambil passpor
kita dan pulang” sela Difna.
“Retno,
apa kartu ini masih berguna?” tanya Tari menunjukkan kartu nama milik Manager
Lee Jungill, yang pernah menolong mereka dulu. Retno mengambil kartu itu.
“Entahlah. Walaupun ini bisa, aku tak ingin merepotkannya lagi, dia sudah
banyak membantu kita dulu” gumam Retno lalu menghela nafas. “Ya, kau benar”
ucap Tari. Mereka pun hanya diam memikirkan bagaimana mereka akan pulang. Likah
berusaha menghubungi managernya di Indonesia untuk menjemputnya, namun karena
ini sambungan luar negeri jadi cukup sulit. Akhirnya ia mengirim pesan lewat
akun WA-nya dan berharap segera mendapat balasan.
Lama
mereka berada disitu, hari pun sudah berganti senja.
“Bagaimana
cara kita pulang?” gumam Tari, yang lain mendesah. “Aku laper” gumam Retno.
“Tch. Hanya makanan yang kau pikirkan. Apa di otakmu hanya ada itu, huh?” kasar
Likah. Retno memilih diam daripada menanggapi omongannya.
“Sudah
deh, kebiasaan. Retno ada benarnya, sekarang kita butuh makan dan tempat
untuk menginap malam ini” kata Difna menengahi. Sulis memperhatikan surat
kontrak dari Sungjong tadi. “Apa... sebaiknya kita menerima perjanjian ini?”
katanya. Semua berfikir.
“Tidak.
Pasti kita disuruh melakukan hal-hal yang melelahkan, aku menolak” tegas Likah.
“Tapi, kurasa tidak ada jalan lain” Sulis memeluk kopernya. “Kurasa kau benar”
gumam Difna. “Tak ada pilihan lain” sambung Tari lalu menatap Retno meminta
persetujuan. “Ya, mau gimana lagi” Retno mengangkat pundaknya.
“Itu
karena kalian punya pekerjaan yang biasa, tidak sepertiku yang harus
profesional, lusa aku ada konser di Bandung, memang kalian pikir itu mudah?
Jadwalku sudah padat disana” ujar Likah. “Kau kira, hanya kau saja yang sibuk?.
Kami juga punya kontrak dengan perusahaan, dan kami bisa saja kehilangan
pekerjaan karena ini” emosi Retno mulai memuncak. “Kau berani denganku?” kecam
Likah sambil berdiri. Retno pun berdiri, dan mereka saling menatap tajam.
“Kalian
seperti anak kecil saja. Aku akan pergi kealamat ini. Kalau kalian ikut
silakan, tidak, juga silakan. Kami pergi” kesal Difna beranjak diikuti Tari dan
Sulis. Sedang Retno dan Likah mencoba menahan emosi mereka dan memilih ikut
bersama mereka ke alamat yang dimaksud tadi.
---
“Hhh.
Kalian pasti akan datang” gumam Sungjong di meja kerjanya.
)()()()(Be
Amazing Girls)()()()(
“Hyung, kasihan dia” ucap
Gongchan yang masih asyik dengan instagramnya. “Nugu?” tanya
Jinyoung yang duduk disampingnya sambil melihat-lihat scorenya. “Aku
tidak tahu siapa dia, dia bilang dia berlibur kesini karena menang undian, dan
ternyata dia ditipu” adu Gongchan. “Umm, itu salahnya sendiri. Kenapa percaya
dengan hal-hal seperti itu?” sela Shinwoo yang baru datang membawa semangkuk
ramen lalu memakannya.
Tiba-tiba Sandeul muncul dari
kamarnya dan ikut memakan ramen Shinwoo. “Ya! Apa kau tidak bisa membuatnya
sendiri?” maki Shinwoo. “Ya! Hyung, kau harus memperlakukan namdongsaengmu
ini dengan baik, aku kan hanya minta sedikit” Sandeul menunjukkan aegyeo-nya.
“Tck” decak Shinwoo menyerahkan semua ramennya pada Sandeul lalu memilih masuk
kamar. “Gomapta. Kau memang uri Hyung terbaik. Haha” girang
Sandeul.
Jinyoung dan Gongchan hanya
menggeleng pelan melihatnya, lalu kembali kekesibukan masing-masing.
Baro baru keluar dari kamar
mandi. Dan mencium bau yang sedap, ia pun segera mencari asal bau itu. “Ramen?
Hhahh, kebetulan aku lapar setelah mandi” gumamnya. Ia melihat Sandeul yang
tengah asyik menikmati ramen itu.
“Ramen....” teriak Baro yang
langsung duduk didepan Sandeul dan mengambil mangkuk ramennya dan melahapnya
seperti orang yang tidak makan selama seminggu.
“Ya... ya...” Sandeul hanya
menggigit ujung sumpitnya.
“Hahaha.. makanan rampasan dari
inspektur oleh beruang kini dihabiskan oleh kelinci. Hahaha” tawa Gongchan tak
henti-henti. Jinyoung hanya tersenyum tipis. “Ahh. Masitta” lega Baro
sambil meletakkan mangkuk itu. Sandeul hanya memandangi mangkuk kosong itu
dengan sedih. “Kau bisa buat lagi. Gomapta” ucap Baro lalu menuju
kamarnya. Gongchan masih tak bisa berhenti tertawa melihatnya.
Sementara itu, di lobby WM
Entertainment, DRSTL sampai.
“Oh. Akhirnya kalian datang
juga” sambut Sungjong. DRSTL menatapnya kesal, “Baiklah. Kami setuju. Tapi,
hanya untuk 2 bulan” kata Sulis. “Ya,
setelah itu kau harus mengembalikan passpor kami” tambah Difna.
Sungjong tertawa penuh
kemenangan, “Tentu saja, itu kan memang perjanjiannya. Kalian memilih keputusan
yang tepat” ucap Sungjong. “Sudah, jangan banyak bicara, kami ingin istirahat,
tunjukkan tempatnya” sahut Likah. “Kami juga kelaparan karenamu” tambah Retno.
Yang lain mengangguk menyetujui.
“Mwo? Tempat tinggal?”
pekik Sungjong. “Iya. Apa anda tidak menyediakan untuk kami? Di point
nomor 10, semua yang dibutuhkan para trainer akan disediakan oleh
perusahaan” ujar Tari sambil menunjukkan surat kontraknya. Sungjong tahu itu,
dia tengah memutar otak. ‘Kalau dirumahku yang sempit itu tidak mungkin.
Apalagi diperusahaan ini’ pikirnya.
“Aa, ne. Kajja
ikut aku” ajak Sungjong. DRSTL pun mencoba mempercayainya dan mengikutinya
kemanapun ia pergi. Mereka pun naik mobil Sungjong dan pergi entah kemana.
Tak berapa lama berkendara
mereka pun sampai disebuah rumah yang cukup besar dan terlihat mewah. Setelah
turun dari mobil mereka mengikuti Sungjong untuk masuk kedalam rumah itu.
Sungjong menekan bel beberapa
kali. Setelah pemilik rumah membukakan pintu, mereka pun masuk.
“Manager Kang? Tidak biasanya
kau datang jam segini?” tanya seorang pria bertubuh tinggi. “Aa, itu karena ada
tamu untuk kalian” ujar Sungjong sambil menyuruh DRSTL masuk.
5 pemuda pemilik rumah dan DRSTL
sangat terkejut dan saling menatap satu sama lain. “Kalian?” . “Kau?” gumam
masing-masing. “Aa.. mereka adalah trainee kita dari Indonesia.
Kebetulan rumah ini besar, jadi mereka akan tinggal disini selama masa trainee.
Dan, kalian sebagai senior juga akan menjadi mentor untuk mereka. Arra?”
ujar Sungjong.
“Mwo?” teriak semua
hampir bersamaan.
TBC
Chaa... next chapter akan menyusul. Author permisi
dulu.... Anyeonggg ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biasakan untuk memberi komentar untuk posting kami. sebagai bahan koreksi kami untuk menghidupkan blog ini. Let's Comment ^^